Rabu, 21 Oktober 2009

Ilmuwan Temukan Cara Ciptakan Sel Jantung Buatan

Dunia sains kini tengah gencar mengembangkan teknologi sel induk untuk berbagai keperluan, terutama dalam bidang medis.

Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah.

Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.

Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.

Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

Saat ini, ilmuwan tengah berupaya mencari cara untuk mengubah sel induk menjadi jenis-jenis sel jantung yang mereka inginkan. Mereka mengklaim telah menemukan langkah penting dalam membuat sel jantung.

Melalui eksperimen yang dilakukan pada tikus, Kenneth Chien dan timnya dari Harvard Stem Cell Institute, Massachusetts, menemukan sel yang bisa meningkatkan kinerja otot bilik jantung yang bertugas memompa darah ke jantung.

Mereka kemudian menggali penemuan ini untuk mengubah sel induk dari darah atau kulit menjadi jaringan yang penting pada jantung.

"Penemuan ini merupakan tahap awal dalam pembuatan sel jantung," kata seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/10/2009).

"Tubuh kita memiliki sel murni yang dapat dikembangkan dan menjadi serat otot yang berfungsi dengan baik," tambahnya.

Sel induk ibarat sel master yang memiliki peran penting terhadap sel-sel lainnya. Mereka dapat dikembangkan di laboratorium.

Sel ini bisa dibuat dari jaringan yang terdapat pada jantung, tulang, darah dan sel lainnya. Chien dan timnya membuat sel jantung buatan pada tikus yang dikembangkan dari bilik jantung bagian kanan.

Mereka kemudian memanfaatkan sel buatan tersebut untuk membuat jaringan yang dapat membantu penderita lemah jantung dapat memompa darah dengan baik.

Karena struktur jantung mamalia sangat mirip, makan para ilmuwan pun optimis metode yang diujicobakan pada tikus ini dapat pula diterapkan pada jantung manusia.

Garam Bisa Jadi Baterai Sekali Pakai

Monday, October 19, 2009
Garam Bisa Jadi Baterai Sekali Pakai

Bongkahan garam balok yang terlihat basah dan lembab mungkin nampak tidak menarik untuk dilihat maupun digunakan sebagai penambah bumbu dalam masakan.

Namun jika Anda memotong dan menumpuknya sedemikian rupa, garam tersebut bisa menghasilkan sejumlah daya energi yang bisa membuat Anda terkesan.

Penemuan ini kemudian menjadi bekal pengetahuan bagi para ilmuwan di Swedia untuk menciptakan baterai berbahan dasar garam dan kertas yang bisa menghasilkan energi listrik sebesar satu volt.

Mereka berharap, setidaknya baterai dengan daya tak terlalu besar ini suatu hari bisa memberikan tenaga bagi sensor biodegradable atau sensor yang dapat hancur oleh bakteri.

"Kami ingin membuat sebuah baterai yang sangat sederhana dan menggunakan bahan yang sama pada kedua elektrodanya," kata Professor Leif Nyholm dari Uppsala University, Swedia seperti dikutip dari ABC News, Senin (19/10/2009).

"Untuk membuatnya sederhana, kami hanya menaruh NaCl yang merupakan senyawa garam pada kedua elektroda baterai," tambahnya.

Baterai yang diciptakan Nyholm dan timnya memiliki ukuran setipis kertas. Namun baterai tersebut terbuat dari banyak lapisan selulosa yang terbungkus dalam sebuah polimer konduktif setebal 50 nanometer dan diselipkan di antara lapisan kertas penyaring.

Kemudian, sedikit air akan membantu ion chlorine mengarah pada elektroda negatif sementara elektron menuju elektroda positif.

Keseluruhan baterai rakitan dengan ketebalan hanya beberapa milimeter ini terbungkus dalam plastik. Menurut Nyholm, semakin banyak tumpukan garam maka akan semakin besar daya yang dihasilkan.

Nyholm juga menyebutkan, baterai garam dan kertas ini tidak memiliki daya sebesar baterai yang berbahan lithium, kobalt atau nikel. Namun menurutnya, baterai ini dapat mengisi ulang tenaga lebih cepat.

Itu sebabnya, baterai ini tidak bisa digunakan untuk laptop atau ponsel. Baterai yang merupakan komponen ramah lingkungan ini lebih cocok digunakan untuk perangkat seperti sensor yang memonitor temperatur serta kelembaban udara.

Posted by TeknologiNET at 5:09 PM